ANALISA VOLATILE FATTY
ACID (VFA)
Diterapkan
untuk sampel air limbah dari Anaerob sistem.
Peralatan
:
1. Labu
destilasi
2. Kolom
destilasi
3. Hot
plate/Heater Mantle
4. Erlenmeyer
5. Gelas
ukur
6. Batu
didih/pecahan keramik
Chemicals
:
1. Asam
Sulfat (H2SO4) 25 %
2. Indikator
Phenolpthalein (PP) 1%
3. Sodium
Hidroksida (NaOH) 0.1 N untuk VFA rendah, dan NaOH 0.5 N untuk VFA tinggi
Prosedur
kerja :
1. Tuangkan
300 ml sample (Vs) ke dalam labu destilasi,
2. Tambahkan
ke dalamnya 25 ml H2SO4 25%,
3. Lakukan
destilasi dengan pemanasan hingga didapat 200 ml kondensat,
4. Dalam
keadaan hangat, tambahkan 3 tetes indikator PP 1%,
5. Dalam
keadaan hangat, lanjutkan titrasi dengan NaOH hingga terjadi perubahan warna
yang stabil selama 30 detik,
6. Catat
volume titrasi akhir (Vstit),
7. Lakukan
hal sama untuk blanko (Vb),
Perhitungan
:
ANALISA ALKALINITY
(ALK)
Diterapkan
untuk sample air limbah dari Anaerobic sistem, untuk menentukan alkalinitas atau
kebasaan pada sample air limbah.
Peralatan
:
1. Burrete
tetes 50 ml
2. Erlenmeyer
3. Gelas
ukur
Chemicals
:
1. Larutan
Asam Klorida (HCl) 0.01 N atau larutan Asam Sulfat (H2SO4)
0.2 N
2. Indikator
Phenopthalein (PP) 1%
3. Indikator
Methylen Orange (MO) 0.4%
Prosedur
kerja :
1. Tuangkan
100 ml sampel ke dalam Erlenmeyer,
2. Tambahkan
ke dalamnya 4 tetes indikator PP 1%,
3. Titrasi
dengan larutan Asam Klorida (HCl) 0.01 N atau larutan Asam Sulfat (H2SO4)
0.2 N sampai warna merah muda (pink) tepat hilang, catat volume larutan asam
yang terpakai (titran) V1,
4. Tambahkan
ke dalam larutan tadi 4 tetes indikator MO 0.4%,
5. Lanjutkan
titrasi dengan larutan asam tersebut hingga warna larutan menjadi merah, catat
volume larutan yang terpakai (titran) V2,
Perhitungan
:
P
– Alkalinity as CaCO3, 
M
– Alkalinity as CaCO3, 
OH
– Alkalinity as CaCO3, 
CO3
– Alkalinity as CaCO3, 
ANALISA CHEMICAL OXYGEN
DEMAND (COD)
Diterapkan
untuk sample air limbah dari semua sistem pengolahan air limbah.
Peralatan
:
1. Digital
Burrete
2. Magnetic
Stirrer
3. Test
Tube, 15 x 100-mm dengan screw caps TFE lined
4. Oven
bath temperature 150 ± 2oC
5. Timbangan
analytic digital
6. Pipet
ukur
7. Labu
ukur
8. Kertas
saring Whatman No. 1
9. Corong
pemisah
Chemicals
:
1. Larutan
standar Potassium dikromat (K2Cr2O7) 0.1000 N
2. Reagent
Asam Sulfat (Ag2SO4 dalam H2SO4)
3. Larutan
Ferrous Ammonium Sulfate (FAS) 0.1 N
4. Larutan
indikator Ferroin
Prosedur
kerja :
1. Saring
sampel air limbah dengan kertas saring Whatman No. 1 hingga hasil saringannya
bersih,
2. Bilas
test tube dengan H2SO4 20% sebelum dipakai untuk
menghindari kontaminasi,
3. Timbang
sample air limbah sesuai table berikut ke dalam tabung yang telah dibersihkan :
COD (ppm)
|
Sample
(grams)
|
< 500
|
1.8 ± 0.2
|
500 – 1000
|
1.0
± 0.1
|
1000 – 2500
|
0.4
± 0.05
|
2500 – 5000
|
0.2
± 0.05
|
> 5000
|
0.1
± 0.03
|
4. Tambahkan
air demin sampai total berat 2.0 gram (sample + air demin), tambahkan 3 ml
larutan Potassium dikromat dan dengan hati-hati tambahkan 3.5 ml reagensia asam
sulfat ke dalam tabung,
5. Ketatkan
tutup tabung dan kocok larutan dengan hati-hati, masukkan ke dalam Oven dan
refluks selama 2 jam pada suhu 150oC (temperature di alat di angka
160oC),
6. Setelah
2 jam pemanasan, dinginkan hingga suhu kamar, masukkan magnetic stirrer yang
kecil ke dalam larutan sampel, tambahkan 2 – 3 tetes indikator Ferroin dan aduk
dengan cepat,
7. Titrasi
kelebihan larutan Potassium dikromat dengan FAS 0.1 N hingga muncul warna
coklat kemerah-merahan (Vtit).
8. Lakukan
penentuan blanko dengan perlakuan yang sama dengan memakai 2.0 gram air demin
(Vb).
Perhitungan
:
Vb =
volume larutan FAS terpakai untuk titrasi blanko
Vtit =
volume larutan FAS terpakai untuk titrasi sampel
W =
berat sampel
N =
normalitas larutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar